Senin, 26 November 2012

Cerita masa lalu dibalik nama Jokowi




Joko Widodo atau lebih dikenal sebagai Jokowi begitu fenomenal saat ini. Tentu saja hal ini terjadi tidak lepas dari kemenangannya dalam Pilkada DKI Jakarta 2012 pada putaran ke dua untuk periode 2012 - 2017. Beliau dilantik pada tanggal 15 oktober 2012.


Sosok yang kalem, serta terkenal dengan gaya baju kemeja kotak-kotak warna warni yang selalu dipakainya dalam masa kampanye Pilkada Jakarta 2012 ini lahir di Surakarta, 21 Juni 1961. Joko Widodo lahir dari keluarga miskin yang tinggal di daerah bantaran kali yang kumuh di Surakarta, Jawa Tengah. Anak pertama dari empat bersaudara ini lahir dari keluarga penjual kayu, pasangan Noto Mihardjo dan Sujiatmi . Sebagai keluarga penjual kayu, Joko kecil tumbuh sebagai anak yang terbiasa hidup susah. Kadang sulit makan dan membayar sekolah adalah salah satunya. Meski begitu ia dikenal sebagai anak yang tidak nakal, walau begitu ia sangat suka main seperti anak-anak lain pada umumnya. Kegiatan yang sering ia lakukan semasa kecil adalah memancing ikan, main layang-layang, dan bermain sepakbola. Ada cerita unik yang dilakukannya ketika kecil yaitu dirinya suka sekali mandi di sungai di belakang rumahynya sambil mencari telur bebek di dekat sungai.

Meski begitu, pria asli Solo ini tetap memiliki prestasi luar biasa di kelasnya. Padahal ia sendiri mengaku tak begitu rajin belajar, karena dahulu ia sering membantu orangtuanya. Lulus SMA, Joko hijrah ke Yogyakarta untuk meneruskan pendidikannya ke jenjang sarjana. Universitas Gajah mada (UGM) jurusan Teknologi Kayu menjadi pilihannya untuk belajar. Jurusan itu ia ambil karena ingin mewujudkan cita-citanya menjadi tukang kayu.
Meski baru tingkat satu, Joko telah menemukan tambatan hati. Gadis cantik nan sederhana yang bernama Iriana menjadi kekasihnya. Dia adalah teman adiknya yang sering main ke rumahnya. Bahkan sejak kenal dengan gadis itu, Joko tak pernah pindah ke lain hati sampai memutuskan menikah pada 24 Desember 1986.
Setelah lulus menjadi sarjana Kehutanan tahun 1985, Joko bekerja di sebuah BUMN di Aceh. Tak berapa lama tepatnya hanya 1,5 tahun, ia memutuskan untuk kembali ke Solo merintis bisnis mebel dengan modal minus. Jatuh bangun dalam mengembangkan bisnis mebelnya menjadi cerita tersendiri bagi Joko Widodo. Dan mebel pertama yang dibuatnya adalah bedroom set. Dulu ia hanya menjualnya di daerah Solo saja, tapi setelah tiga tahun ia mampu menjualnya hingga ke luar negeri.
Ada cerita dibalik nama tenar Jokowi yang kini banyak dikenal orang. Ketika  aktif menangani bisnis mebel dan punya buyer asal Perancis, Mircl Romaknan. Buyer tersebut mengaku bingung, karena Mircl yang membeli mebel dari Jepara, Semarang dan Surabaya selalu bertemu dengan orang bernama Joko. Nah pas di Solo, Mircl bertemu dengannya yang juga disapa Joko. Dan untuk membedakan dengan Joko-Joko lainnya, buyer asal Perancis itu pun memanggilnya dengan nama Jokowi.
Sejak saat itulah, nama Jokowi tetap dipakainya sampai saat ia mencalonkan diri menjadi walikota Solo. Awalnya menjadi walikota bukanlah cita-citanya, karena keinginan menjadi walikota datang dari teman-temannya di Asosiasi Industri Mebel Indonesia (Asmindo) yang anggotanya adalah para pengrajin kayu. Dimana Jokowi sendiri adalah ketua Asmindo saat itu dan mereka jugalah yang menyemplungkan Jokowi ke dunia politik. Beliau menjadi walikota untuk 2 kali periode yaitu tahun 2005-2015.
Saat menjadi walikota, ada beberapa gebrakan yang membuat namanya terangkat dan banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia. Salah satunya saat ia menjadi duta mobil Esemka yang dibuat oleh siswa-siswa SMK di Solo. Bahkan Jokowi dan wakilnya menggunakan mobil Esemka menjadi mobil dinasnya. Tidak heran jika beliau sangat dicintai dan dibanggakan oleh warga Solo. Pendekatan pada masalah kemasyarakatan membuatnya begitu dikagumi. Misalnya saja dikabarkan Jokowi tidak pernah mengambil dan mempergunakan gajinya sebagai Walikota selama memimpin Solo, atau cara beliau berkomunikasi langsung dan terbuka dengan masyarakat lewat tatap langsung atau siaran langsung dari televisi Lokal secara rutin. Masih banyak lagi gebrakan gebrakan yang dilakukan oleh walikota Solo ini sehingga saat ini Solo sudah sangat maju dan penataan kotanya pun sudah rapi. Dengan pengalamannya memimpin dan membawa kemajuan seperti di Solo semoga bisa menjadi modal Jokowi untuk membawa kemajuan untuk DKI Jakarta. Semangat Pak Jokowi warga Jakarta menunggu gebrakan-gebrakan barumu.

Sumber :

Senin, 19 November 2012

Cara Meringkas yang Baik


Meringkas buku adalah kegiatan mencatat dari hal-hal yang di anggap penting dalam sebuah buku. Ringkasan di susun berurutan seperti tulisan aslinya. Kegunaan meringkas buku adalah untuk menguasai isi yang terdapat dalam teks asli, namun singkat dan padat. Meringkas buku bisa dibilang susah-susah gampang. Bagi yang sudah berpengalaman meringkas buku bukanlah pekerjaan yang sulit, tapi bagi pemula ini bisa menjadi pekerjaan yang tidak mudah. Bagi pemula biasanya akan bertanya-tanya “mana yang harus saya tulis, karena saya pikir semuanya adalah penting”, sehingga tidak jarang mereka menulis semua apa yang ada di dalam buku. Kalau demikian berarti kita tidak meringkas melainkan menyalin.

Bentuk-Bentuk Ringkasan
1. Sinopsis.
2. Rangkuman.
3. Intisari/Abstrak.
4. Singkatan (precis).
5. Cernaan (digest).

Kegiatan meringkas ini dilakukan dengan berbagai tujuan, bisa karena tugas kuliah ataupun keinginan kita sendiri. Kalau untuk keperluan sendiri, kita mungkin bisa lebih selektif, tapi kalau ini adalah tugas maka, kita perlu cara yang jitu agar tugas yang kita kerjakan bisa selesai tepat waktu.
Untuk dapat meringkas buku dengan baik, ada beberapa tips meringkas buku yang efektif untuk mendapatkan hasil ringkasan yang baik dan bermanfaat. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1.Membaca Naskah Asli
Langkah awal yang harus dilakukan dalam meringkasan yaitu harus membaca naskah asli satu atau dua kali, bahkan dapat diulang beberapa kali hingga diketahui kesan umum secara menyeluruh mengenai isi dari naskah tersebut. Penulis juga perlu mengetahui maksud pengarang dan sudut pandang pengarang. Agar dapat membantu penulis mencapai itu semua, maka judul dan daftar is idapat menjadi acuan dalam karangan itu. Perincian daftar isi memiliki hubungan erat dengan judul sebuah karangan. Dan juga, alinea-alinea dalam karangan menunjang pokok-pokok yang terkandung dalam daftar isi. Maka dari itu, penulis sebaiknya memahami dengan baik daftar isi dari sebuah karangan sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kesan umum, maksud asli pengarang serta sudut pandang pengarang yang terdapat dalam karangan.

2.Mencatat Gagasan Utama
Jika penulis sudah mengetahui kesan umum, maksud asli serta sudut pandang pengarang, maka sekarang ia harus memperdalam dan mempertegas semua hal itu. Hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah memahami kembali karangan bagian demi bagian, alinea demi alinea sambil mencatat gagasan-gagasan penting yangtersirat dalam bagian atau alinea itu dengan menggarisbawahi atau dicatat.

3. Mulai menulis dengan membuat dafar dari hasil catatan yang kita buat
Dari hasil catatan yang kita lakukan kita membuat semacam draf atau tabel untuk lebih memudahkan kita dalam bekerja. Tabel ini akan sangat membantu kita dalam menentukan alur dari isi sebuah buku.

4 . Silahkan mulai meringkas
Setelah langkah demi langkah kita lakukan, maka hal yang dikerjakan terakhir mulailah meringkas, jangan tunggu besok-besok, luangkan waktu sehingga kegiatan tersebut tidak menggangu aktifitas kita yang lain.

5. Ketentuan Tambahan
Ada ketentuan tambahan selain keempat cara di atas, yaitu sebagai berikut.
  • Lebih baik menggunakan kalimat tunggal daripada kalimat majemuk.
  • Ringkaslah kalimat menjadi frasa, frasa menjadi kata, gagasan panjang menjadi gagasan sentral saja. Bahkan, jika tidak diperlukan sebuah paragraf dapat dipangkas atau dibuang. 
  • Semua paragraf  ilustrasi  yang  dianggap penting  harus dipersingkat atau digeneralisasi. 
  • Bila mungkin, semua keterangan atau kata sifat dibuang. 
  • Dalam ringkasan, tidak ada pemikiran atau interpretasi baru dari penulis ringkasan. 
  • Ringkasan dari sumber asli yang berupa naskah pidato atau pidato langsung, penggunaan kata ganti orang pertama tunggal atau jamak harus ditulis dengan sudut pandang orang ketiga. 
  • Sebuah ringkasan umumnya ditentukan dari panjang ringkasan finalnya, misalnya 150 atau 200 kata bergantung pada permintaannya
Dalam meringkas buku juga harus memperhatikan tata tulis dengan baik. Hal ini akan lebih memudahkan mempelajari ringkasan yang kita buat. Setelah kita selesai meringkas, langkah selanjutnya adalah mengevaluasi ringkasan. Bacalah ringkasan kita, dari awal sampai akhir, perbaiki tulisan atau penggunaan tata bahasa yang salah, lakukan hal ini dengan baik, karena selain melatih menulis yang baik, juga melatih bagaimana menggunakan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan kaidah yang berlaku.